Sosok Petarung, Mengenal Muhammad Endang Ketua Demokrat Sultra Tiga Periode

- 8 Oktober 2021, 06:54 WIB
Ketua Partai Demorat Sulawesi Tenggara, Muhammad Endang
Ketua Partai Demorat Sulawesi Tenggara, Muhammad Endang /Foto Pribadi/Endang

ASUMSI SULTRA - Mengenal sosok Muhamamad Endang kelahiran Desa Lamoso Kecamatan Angata, Kabupaten Konsel, Sulawesi Tenggara.

Endang nama akrabnya merupakan salah seorang politisi muda yang mampu memimpin partai selama tiga periode.

Muhammad Endang lahir dari seorang ayah berprofesi Guru, Kepala Desa, Kepala Sekolah, hingga akhirnya terjun ke dunia politik. Ayahnya masuk ke Partai Golkar, partai besutan Airlangga Hartarto saat ini.

Baca Juga: Keterlibatan Yusril Di Perseteruan AHY dan Moeldoko, Ketua Demokrat Sultra Minta Ketua PBB Profesional

Sejak kecil, Muhammad Endang menempuh Sekolah Dasar (SD) di Angata, SMP di Angata.

Sejak di bangku SD, kehidupan sekolah Endang dulu sangat terbatas, bukan saja akses internet yang terbatas, namun untuk memprint atau fotocopy bahan-bahan buku, ia mesti ke Kendari.

Sementara masa SMP Endang hampir sama semasa ia di SD, hanya perbedaannya Endang sudah mulai menggunakan Sepeda.

Tetapi, bersepada itu dikarenakan jarak rumah dan sekolah terlalu berjauhan, sekitar delapan puluh kilo. Bahkan saat itu, bila sepeda Endang rusak, maka dengan terpaksa ia mesti berjalan kaki.

Baca Juga: Demokrat Itu SBY Meski Diputar-putar, Kami Tetap Tegak Lurus ke AHY 'Sikap Moeldoko Dkk Tak Berdasar'

Kisah-kisah itu masih ia kenang, dan ia beruntung melalui masa-masa itu.

Setelah selesai sekolah SMP, Endang pun masuk ke salah satu Pondok Pesantren. Namun sayang, Endang tidak mendapat Ijazah umum. Karena itulah, saat itu, tepatnya tahun 1994, Endang harus mengikuti ujian persamaan di SMAN 1 Kendari.

Olehnya itu, hingga kini, Endang juga tetap disebut sebagai salah satu Alumni di sekolah favorit SMAN 1 Kendari.

Usai dinyatakan lulus, pada tahun 1994 pula, Endang akhirnya melanjutkan pendidikan ke Universitas Halu Oleo (UHO), lebih tepatnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) jurusan Sosiologi.

Baca Juga: Kantor Satgas Covid 19 Sultra Disegel, Diduga Honor Nakes Belum Dicairkan

Sejak tahun 1994, Endang masih berada di Fisip UHO sampai tahun 2005.

Kurang lebih sebelas tahun lamanya berada di Fisip UHO, rupanya Endang tidak saja menjadi Mahasiswa kuliah pulang-kuliah pulang, biasanya dikenal Kupu-Kupu.

Waktu sebelas tahun itu, ia jadikan sebagai waktu untuk menambah banyak pengetahuan melalui organisasi.

Bahkan Endang mengaku, suksesnya karir politiknya saat ini tidak lepas dari peran-peran organisasi yang ia geluti dahulu. Sebut saja, Walhi, BEM, dan HMI.

Baca Juga: PT NET Dikabarkan Telah Resmi Dilapor Ke Polda Sultra 'Sedang Proses Lidik'

Di Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Endang dipercayakan menjadi pegiat awal untuk eksekutif Daerah Sulawesi Tenggara.

Di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Endang pernah aktif menjalankan kepengurusan Fakultas (Fisip).

Sementara di HMI, Endang juga aktif dan juga menjadi salah satu kader.

Masih belum terjawab nafsu belajarnya, Endang pun mengisi profesinya menjadi wartawan kala itu. Mulai di Radio, Koran dan beberapa media-media pemberitaan lainnya.

Endang juga pernah dimandatkan untuk membentuk Pemantau Pemilu, serta membentuk pemantau Universitas.

Baca Juga: Main Hakim Sendiri, Kronologi Pesta Bakar Seorang Pria Yang Diduga Maling

Hal itu menjadi alasan mengapa Endang harus menempuh pendidikan strata satu (S1) selama sebelas tahun. Jadi, bukan karena Endang terlena dengan romantisme aktivis, dimana saat itu sementara trend Rambut Gondrong, Celana Robek-robek, dan Kuliah Lama.

Dibalik cerita itu, ada hal unik yang pernah ia lalui, dimana saat itu ia masih berjenjang Mahasiswa S1, tiba kemudian dimandatkan menjadi Ketua KPU Konawe Selatan.

Tepat pada tahun 2005, selesai di Fisip UHO, Endang pun memulai studinya kembali (S1) di Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra).

Di Unsultra, Endang mengambil konsentrasi hukum atau Fakultas Hukum.

Tamat dari Fakultas Hukum Unsultra, Endang menempuh pendidikan Mangister di UHO mengambil jurusan Ilmu Komunikasi.

Setelah lulus sebagai Mangister di UHO, Endang lanjut lagi mengambil program doktor di UHO sampai sekarang.

Meskipun demikian, Endang juga tetap terdaftar sebagai mahasiswa pasca Sarajana Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK).

Baca Juga: Kabar Duka Menghampiri Gubernur Sultra, Ibunda Hj Wazaniah Meninggal Pada Umur 80 Tahun

Pesan Menggeluti Organisasi

"Tidak semu ilmu didapat di bangku kuliah, mohon maaf memang terbatas sekali, apalagi penspesifikasi jurusan di kampus". (Muhammad Endang)

Menurutnya Organisasi itu penting, hanya saja ia menilai saat ini peminat organisasi sekarang sudah berkurang. Ia mengira karena organisasi sekarang tidak menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan mahasiswa sekarang ini.

Misalnya membuat pelatihan Medsos, Kecantikan, dan ITE. Meskipun begitu, cakrawala berpikir mesti terus dibangun.

Baca Juga: Ketua Umum PBNU Akan Mengendaki Periode Ke Tiga Bila Bila Diminta Kembali Memimpin

Penghargaan Yang Diterima

Endang juga juga banyak menerima penghargaan, tapi ada beberapa yang menurutnya paling membanggakan sepertj menjadj Kader politik Kwalhitik bersama Ir. Hugua, Politisi PDI Perjuangan.

Ia juga pernah diberi penghargaan dari SBY salah satu Ketua Demokrat yang mengikuti seleksi faktua terbaik. Pernah juga diberi penghargaan salah ketua KPU terbaik pada saat itu.

Itulah yang membuat Endang tetap bersyukur kepada tuhan yang maha kuasa, walaupun masyarakat dianggap kecil tapi saya menggapnya luar biasa dan dapat mendewasakan saya.

Baca Juga: Pangkostrad Berkunjung Ke PBNU, Said Aqil Siradj Tawarkan Konsep Islam Nusantara

Karir di Demokrat

Ia mengaku tertarik, karena Demokrat dulu dipimpin oleh SBY dan ketuanya di Sultra Alm. Pak Imran, yang membuat dia tertarik untuk masuk ke partai Demokrat.

Mulai sejak tahun 2011 yang sekarang memasuki tiga periode, membuatnya berfikir ingin kiranya beristirahat. Hanya saja, pada Muwswil baru-baru ini (2021), para pengurus DPC masih mengingkan dan Agus Harimurti Yudhoyono masih merestui Endang untuk tetap memimpin Partai Demokrat Sultra.

Karena masih diberikan kewenangan menjadi ketua sampai tiga periodenya, Endang pun berjanji akan mencari penggantinya pada 2025 mendatang.

Baca Juga: Ganjar : Pandemi Menuntut Kerja-kerja Menjadi Inklusif, Memaksa Mencari Cara Baru

Cita-cita Yang Tak Surut 

Sebagai seorang politisi, tentunya Endang merupakan petarung yang siap dimanapun liniknya. Akan tetapi ada satu cita-cita mulia yang teguhkan hingga sekarang.

Endang merupakan seorang politisi yang berasal dari Konawe Selatan Kecamatan Angata.

Sehingga tentunya, Endang begitu sangat ingin membangun tanah kelahirannya, Konawe Selatan.

Endang sebenarnya sudah dua kali berhelat di pemilihan Bupati Konawe Selatan. Namun, ia masih gagal dalam mewujudkan cita-citanya itu.

Baca Juga: Rasisme Terjadi Lagi di Sepak Bola Italia, Chiellini Merasa Malu

Alasan Ingin Menjadi Bupati

Kenapa saya maju di Konawe Selatan, pertama karena kampung, kedua karena kekuasaan ekskutif, bupati dan gubernur lebih besar peluang untuk memberikan ide-ide.

Kalau di DPRD, menurut Endang terbatas. Sebab, di provinsi, DPRD adalah bagian dari pemerintah. Karena atas dasar itulah saya ingin menjadi kepala daerah Konsel. Selain itu, Karena ia juga didorong oleh masyarakat.

Bahkan Endang sudah dua kali mencoba, namun barusan inilah yang sangat sengit. Kedepan, Endang belum memastikan kesiapannya untuk kembali. Tetapi, sebagai politisi, kemungkinan bisa.

"Untuk kedepan, saya inikan politisi, saya memang dari mahasiswa saya senang urus negara dan masyarakat. Entah itu di Konsel dan DPRD kedepan saya harus mempertimbangakan kembali". (Endang).

Baca Juga: Sulkarnain : Kemajuan Kota Kendari Tak Lepas Dari Peran Semua Elemen, Termaksud Masyarakat

Kalau keinginan membangun konsel, yah ini tentu, saya kan politisi, saya akan terus berupaya, sampai tuhan mengatakan berhenti. Tapi kan jelas saya tetap di jalur politik.***

Editor: Muh. Rifky Syaiful Rasyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah