Teks Khutbah Jumat 29 Maret 2024, Ramadhan Momentum Lestarikan Lingkungan

- 29 Maret 2024, 06:42 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /pixabay.com/Konevi

Konsekuensi pada perbuatan mubah seperti itu berdampak pada pembatalan ibadah puasa, sedangkan konsekuensi perbuatan haram berdampak pada kehangusan pahala puasa. Ini semua bertujuan demi menjaga kemuliaan bulan Ramadhan dengan memperbanyak aktifivas-aktivitas produktif dan memfokuskan diri pada ibadah.   

Selain itu, perbuatan lain yang perlu diperhatikan selama bulan Ramadhan adalah perbuatan yang dapat mencemari lingkungan. Keindahan alam Indonesia selaku anugerah Allah tidak boleh sampai ternodai oleh tangan-tangan kita yang sedang melaksanakan ibadah Ramadhan,. Baik ketika berpuasa atau malam harinya yang mestinya memperbanyak ibadah, bukan malah melakukan perbuatan tercela.

Karena itu, sebagaimana kata Imam Al-Ghazali, Ramadhan yang dikenal sebagai bulan mencegah dan meninggalkan tidak hanya terbatas pada aktivitas lisan, melainkan seluruh anggota tubuh seperti mata, telinga, serta termasuk kedua tangan dan kaki. Seluruh anggota tubuh ini seyogianya dikontrol aktivitasnya selama bulan Ramadhan, sehingga tujuan dan rahasia bulan ini dapat diraih dengan tepat.  

Dengan demikian, dalam konteks pencemaran lingkungan, kedua tangan dan kaki jangan sampai melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan berbagai musibah alam. Hal ini sebagaimana pernah diceritakan Allah dalam firman-Nya:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya, “Telah tampak kerusakan di daratan dan laut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia, (Allah menghendaki) agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS Ar-Rum: 41). 

Merespon ayat ini, Imam Ad-Dhahak mengatakan bahwa awal mulanya bumi ini sangat rindang dengan kehijauan, begitu juga airnya sangat bening nan jernih. Namun sejak tragedi pertengkaran Qabil dan Habil menjadikan bumi ini menjadi berubah warnanya: pepohonannya menjadi runcing dan airnya menjadi asin yang mengandung racun.  

Para hadirin hafidzakumullah. Pendapat imam Al-Dhahak tadi menunjukkan bahwa sebelum manusia diturunkan ke bumi, bumi merupakan tempat yang sangat indah. Namun pasca insiden kedua anak Adam tersebut, yang ternyata diteruskan oleh generasi-generasi setelahnya, menjadikan bumi dan isinya tercemari, manusia tidak bisa bersikap ramah kepada sekitarnya.  

Termasuk pada generasi kita hari ini, sebagaimana kita lihat dalam beberapa bulan terakhir saja, misalnya, betapa banyak kerusakan alam yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia, seperti penggundulan hutan, sampah berserakan, polusi udara, tanah-tanah dikeruk sedalam mungkin, sungai dan laut dicemari limbah, dan lain sebagainya.  

Seluruh perbuatan itu mengakibatkan pada bencana alam yang beragam dan semakin tidak tertanggulangi. Bencana alam seperti longsor, banjir, berbagai penyakit akibat sampah dan polusi udara, serta hewan-hewan yang hidup di sungai dan laut menjadi tidak sehat dan bahkan jumlahnya berkurang secara drastis. Ini semua merupakan dampak dari ulah tangan-tangan manusia tersebut.  

Selama bulan Ramadhan kali ini, misalnya, setidaknya berita banjir di beberapa daerah Indonesia telah menjadi bukti betapa kerusakan alam begitu nyata adanya. Parahnya lagi, tidak sedikit dari kita yang masih belum sadar bahwa itu merupakan peringatan dari Allah agar kita berhenti tidak lagi melakukan perbuatan-perbuatan tercela tersebut.  

Halaman:

Editor: Rinaldi Asumsi Sultra

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x