Network
/photo/2023/04/30/912197632.jpg)
ASUMSI SULTRA - Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra), Muh. Endang S.A ingatkan Gubernur Sultra tentang ganjaran pemimpin yang membohongi makmumnya sesuai ajaran agama islam yang dianutnya.
Menurut Endang, tanggungjawab seorang pemimpin sangat berat. Apalagi para pemimpin pendusta disebutkan sebagai orang lebih dulu masuk neraka.
Hal itu ia sampaikan ketika dimintai tanggapannya disela-sela halal bihalal IKA PMII Sultra di Kendari pada Minggu, 15 Mei 2023, kemarin.
Baca Juga: Komitmen Jalankan Agenda Reformasi, Partai Demokrat Sultra Daftarkan Bacaleg DPRD Provinsi ke KPUD
Calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI di Pemilu 2024 saat itu dimintai tanggapannya mengenai aksi rakyat Lalembuu Kabupaten Konawe Selatan yang menuntut janji Pilgub 2018 lalu.
“Orang yang berbohong apalagi bagi seorang pemimpin seperti Ali Mazi dalam Islam dan mungkin juga bagi semua agama ancaman hukumannya yah masuk neraka” ujar Endang.
Untuk diketahui bahwa dari Ka’ab bin Ujrah rahiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah keluar atau masuk menemui kami, ketika itu kami berjumlah sembilan orang. Dan di antara kami ada bantal dari kulit. Baginda lalu bersabda, ‘Sesungguhnya akan ada setelahku para pemimpin yang berdusta dan zalim. Barangsiapa mendatangi mereka kemudian membenarkan kebohongan mereka, atau membantu mereka dalam kezalimannya, maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya. Serta ia tidak akan minum dari telagaku. Dan barangsiapa tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu mereka dalam berbuat kezaliman, maka ia adalah dari golonganku dan aku adalah dari golongannya. Dan kelak ia akan minum dari telagaku’.” (HR Ahmad No: 17424).
Baca Juga: Airlangga: Golkar-Demokrat Sepakat Pasca Pemilu Negara Tidak Diatur Pemenang Saja
Sebagaimana informasi bahwa dalam dokumen yang juga diperoleh banyak media di Sultra, Ali Mazi dalam kampanye pada Pilgub 2018 berjanji akan mengaspal jalan di Kecamatan Lalembuu.
Janji itu, kata Endang, selain disampaikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk tertulis yang ditanda tangani oleh Gubernur diatas materai enam ribu.
