Teks Khutbah Jumat 12 April 2024, Idul Fitri Jadi Hari Raya Fitrah, Takwa, dan Kemanusiaan

- 12 April 2024, 06:01 WIB
Ilustrasi Sholat Jumat
Ilustrasi Sholat Jumat /layarberita/fachrul reza

Lebih lanjut, hakikat takwa tidak hanya sebatas ritual ibadah, tetapi juga termanifestasi dalam tindakan kemanusiaan. Hakikat takwa dan kemanusiaan adalah dua pilar fundamental yang saling terkait erat dalam kehidupan manusia. Takwa, yang berarti kesadaran dan ketaatan kepada Tuhan, merupakan landasan spiritual yang menuntun manusia ke arah kebaikan dan kebajikan.  

Di sisi lain, kemanusiaan merupakan esensi dari keberadaan manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang, empati, dan rasa hormat antar sesama.  

Takwa menumbuhkan rasa takut dan malu kepada Tuhan, sehingga mendorong manusia untuk menjauhi segala perbuatan tercela dan selalu berusaha melakukan kebaikan. Kemanusiaan mendorong manusia untuk saling membantu, mengasihi, dan memperlakukan satu sama lain dengan adil dan penuh respek. Kedua pilar ini saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Takwa tanpa kemanusiaan dapat menjadikannya kaku dan fanatik, sedangkan kemanusiaan tanpa takwa dapat terjerumus ke dalam kesombongan dan materialisme.  

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah

Jika kita menelaah lebih dalam, terdapat makna takwa yang lebih luas, yaitu takwa sosial. Konsep ini menitikberatkan pada hubungan horizontal antar manusia, menghadirkan dimensi takwa yang lebih membumi dan berorientasi pada kemaslahatan bersama. Dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 133-134 Allah berfirman:

  وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ  

Artinya: “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”  

Ayat ini berbicara tentang empat ciri utama orang-orang yang bertakwa, yang semuanya berkaitan dengan kehidupan sosial.  

Pertama, mereka yang berinfak di waktu lapang maupun sempit, menunjukkan kepedulian terhadap sesama. Kedua, mereka yang mampu menahan amarah, mencerminkan kesabaran dan kontrol diri dalam interaksi sosial. Ketiga, mereka yang memaafkan kesalahan orang lain, menunjukkan sikap toleransi dan kasih sayang. Keempat, mereka yang berbuat kebaikan, membawa manfaat bagi orang lain dan menciptakan lingkungan yang positif. 

Secara keseluruhan, keempat ciri ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bertakwa tidak hanya fokus pada hubungannya dengan Tuhan, tetapi juga peduli terhadap sesama dan secara aktif memberikan sumbangsih untuk kemajuan masyarakat.  

Halaman:

Editor: Rinaldi Asumsi Sultra

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah