ASUMSI SULTRA - Ajang Travel Exchange (Travex) Asean Tourism Forum (ATF) telah terlaksana pada tanggal 16-21 Januari 2022 di Sihanoukville, Kamboja.
Wakatobi Dive Trip menjadi salah satu peserta dari 17 Industri Pariwisata yang mewakili Indonesia diajang Internasional yang bertajuk A Community Of Peace and Shared Future.
Namun, pemerintah melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara dan Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi tidak memberi dukungan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari ini Periode 26 Januari 2022, Mengalami Kenaikan Rp3.000
Founder Wakatobi Dive Trip Seto Aryadi mengatakan sampai kepulangannya dari Sihanoukville, Kamboja pihak Dispar tidak memberi dukungan sama sekali.
Padahal, kesempatan yang baik untuk mendatangkan kembali wisatawan manca negara untuk menikmati ragam budaya dan keindahan bawah laut Wakatobi yang selama ini terhalang oleh Pandemi Covid-19 yang melanda Dunia tidak terkecuali Industri Pariwisata Wakatobi yang berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Wakatobi. “Saya sudah berkomunikasi beberapa bulan sebelum kegiatan di Kamboja namun dari pihak Dispar tidak ada respon positif. Bahkan, saya memilih berangkat dan tidak, ” kata Seto Aryadi.
Padahal lanjut Seto, Asean Tourism Forum (ATF) merupakan kunci pengembangan dam mempromosikan pariwisata Indonesia di negara-negara Asean sehingga dapat menjadikan Indonesia khususnya Wakatobi sebagai tujuan wisata yang terkenal dengan masyarakat yang ramah, kuliner dan keragaman budaya.
Selain itu, kegiatan ATF bertujuan untuk menghubungan pemangku kepentingan terutama di industri perjalanan dimana dihadiri lebih dari 100 seller, 100 buyyer dan 50 media nasional dan internasional, sebuah kesempatan yang sangat baik dalam memajukan pariwisata Wakatobi diajang Internasional.