Teks Khutbah Jumat 12 April 2024, Meraih Ketenangan dan Kemuliaan dengan Saling Memaafkan di Hari Raya

- 12 April 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi Sholat Jumat
Ilustrasi Sholat Jumat /layarberita/fachrul reza

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Meminta maaf dan memaafkan merupakan sikap yang menunjukkan permohonan atau pemberian pengampunan dan pembebasan atas kesalahan diri kita dan orang lain. Tindakan memaafkan melibatkan kesediaan kita untuk melepaskan dendam dan kebencian terhadap orang yang melakukan kesalahan, serta memberikan kesempatan dan ruang untuk menjalin kembali hubungan yang telah rusak.

Memberikan maaf dapat membantu seseorang untuk melepaskan beban emosional negatif seperti kemarahan, kesedihan, atau kebencian, sehingga ia dapat merasa lebih damai, bahagia, dan stabil secara emosional. Memaafkan juga dapat menghapuskan luka dalam hati sehingga tidak berlarut-larut dalam rasa dendam.  

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah 

Agama Islam cukup vokal dalam menganjurkan sikap saling memaafkan. Bagi orang yang berbuat salah hendaknya meminta maaf dan orang yang diperlakukan kurang atau tidak baik disaat dimintakan maaf maka hendaknya memberikan maaf bagi pelaku. Allah ta’ala berirman dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 22:

  وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ   

Artinya, “Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nur:22).  

Ayat di atas secara gamblang menghimbau kita untuk memaafkan orang lain serta mengingatkan kita di kala enggan memberikan maaf, “Bukankah apabila kita di posisi mereka pun ingin sekali dibukakan pintu maaf?”, “Bukankah Allah ta’ala pun Maha Pemaaf terhadap hamba-hamba-Nya, menggapa kia tidak kunjung memberi maaf atas kekhilafan orang lain terhadap kita. Padahal kita adalah hamba Allah yang Maha Pemurah dalam memberikan ampunan pada kita?”  

Dalam tafsirnya, Syekh Wahbah az-Zuhaili menjelaskan tafsir ayat tersebut, bahwa seorang mukmin dianjurkan mesti memiliki karakter sebagaimana sifat-sifat Allah yang Maha Pemaaf, sehingga ia pun mudah memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan layaknya jika ia berdosa, Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Maka maafkan juga orang lain jika berbuat salah kepadamu.   

Nabi Muhammad saw juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Thabrani dari Jarir: "Siapapun yang tidak menunjukkan belas kasihan, dia pun tidak akan mendapatkan belas kasihan." (Syekh Wahbah az-Zuhaili, At-Tafsir al-Munir, [Beirut: Darul Fikr, 1418], jilid XVIII, hal. 190).  

Halaman:

Editor: Rinaldi Asumsi Sultra

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah