Mengingat pentingnya pengalaman untuk masa depan tanah kelahirannya (Wawonii), Zubair akhirnya memilih ke Ujung Pandang, Kota Makassar Provinsi Sulawei Selatan (Sulsel).
Di kota daeng sejak 1997, Zubair menjajal berbagai pekerjaan sampai pada tahun 2004. Di Makassar, ia bekerja di bidang Maintenence Tehnical Support. Setelah merasa cukup di Kota perantauan Makassar (2024), ia memilih kembali ke Sulawesi Tenggara.
Tak langsung mengenyam bangku kuliah, Zubair memilih dulu jalan perjuangan bersama rakyat di beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tercatat ia bergabung di LSM setingkat WALHI dan Sarikat Hijau Indonesi (SHI).
Baca Juga: Target Gubernur Sulawesi Tenggara, La Ode Ida Fokus Menangkan PKS pada Pemilu 2024 Mendatang
Dari LSM, ia memang sudah gemar mendampingi masyarakat, baik dalam urusan sosial maupun membantu masyarakat dalam menyelesaikan persoalan pribadi, misal mereka yang mendapat teror dari pejabat daerah.
Merasa bergabung ke LSM masih belum cukup sampai pada tahun 2013, ia meningkatkan keilmuan advokasinya di Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) Fakultas Hukum, hingga merubah namanya menjadi Zubair Halulanga, SH.
Kontibusi untuk Masyarakat Wawonii
Pada tahun 2007, Zubair Halulanga dipercaya menjadi Sekretaris Tim pemekaran Kabupaten Konawe Kepulauan sampai berhasil menjadi daerah otonom pada tahun 2013.
Karena sejarah perjuangan tersebut yang sudah menjadi bagian dari hidupnya, membuat dirinya terus konsisiten dalam perjuangan bersama rakyat.