ASUMSI SULTRA - Ustadz Yahya Waloni mengaku mendapatkan inspirasi mengenai toleransi ketika masih berada di penjara.
Ia menceritakan bahwa di dalam penjara ia memiliki anggota keluarga dari marga Waloni yang juga merupakan marga beragama Kristen.
"Biar bagaimanapun, keluarga-keluarga saya di Manado, marga saya, Waloni masih beragama Kristen," ungkap Ustadz Yahya Waloni di kanal YouTube Deddy Corbuzier, dikutip AsumsiSultra.Com pada Rabu, 16 Februari 2022.
Baca Juga: Ditetapkan DPR RI, Berikut Daftar Nama Anggota KPU dan Bawaslu yang Akan Dilantik Oleh Presiden
Ustadz Yahya Waloni mengaku semakin sadar akan makna toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Saat berada di penjara, ia mengaku sering mendapat kiriman makanan dari anggota keluarganya yang berbeda keyakinan.
Bahkan, kata dia keluarganya tersebut membantunya dengan mencucikan baju miliknya.
Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot untuk Zodiak Kamis 17 Februari 2022: Kamu Bahagia karena Dapat Keberuntungan
Ia juga mengaku melihat banyak tahanan dari beragam daerah yang ada di Indonesia Timur tanpa adanya konflik.
"Bagaimana saya tidak sadar, di dalam penjara dia datang ke saya bawa makanan, cuci baju saya. Orang Flores, orang Timur, tidak ribut. Ngobrol kita tentang persidangan," jelasnya.
Ia juga pun turut berbagi ilmu tentang hukum dengan tahanan lainnya selama di penjara.
Ustadz Yahya Waloni turut juga membantu tahanan lainnya dalam menyusun pledoi atas kasus yang mereka jalani.
Baca Juga: Jangan Ketinggalan Gopi dan Sisila Hari Ini , Jadwal Lengkap Acara ANTV 17 Februari 2022
"Pledoi saya itu tidak pakai tulis, hanya lisan. Saya yang buat pledoi mereka," katanya.
Ustadz Yahya Waloni menceritakan kehidupannya selama di penjara sebagai miniatur kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk.
Menurutnya hal itu menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki tata kehidupan dan tata kelola perilaku masing-masing.
Baca Juga: Saksikan BRI Liga 1, Jadwal Acara TV OChannel hari ini, Kamis 17 Februari 2022
"Miniatur yang sangat baik untuk merubah tata kehidupan, tata kelola perilaku kita lah," kata dia.***